Daftar 5 Film War Terbaik dan Menegangkan

Daftar 5 Film War Terbaik dan Menegangkan – Film perang memang mempunyai nilai nilai cerita dan keasyikan tersendiri ketika meliaharnya. Dan juga semua keseruan mulai dari action, thriler, drama, hingga komedi dapat muncul dengan latar medan perang. Jadi tidak herana apabila banyak film film terbaik dan legenda dari tema ini. Ada beberapa film terbaik yang akan mimin bahas pada artikel ini. Penasaran kan? Berikut inilah daftar film war terbai dan menegangkan.

1. Without Remorse

Without Remorse meruppakan saran film perang terbaru. Film ini tayang sejak 30 april 2021. film garapan Stefano Solima ini menampilkan kisah seru aktor Michael B. Jordan sebagai pameran utamanya. Mengkisahan perihal balas dendam sang aktor utama pada dalang kejadian tragis yang menimpa istri dan dirinya. Aksi balas denam ini malah membawa ke dalam konspirasi internasioanl yang kompleks.

2. Braveheart

Film yang berjudul Bravehear merupakan film perang kerajaan terbaik. Disutradai oleh Mel Gibson, Film ini tayang sejak 25 mei 1995 dengan genre sejarah, drama, biografi. Film yang diaktori Sophie Merceua, Mel Gibson, Patrick McGoohan,dan kawan kawan ini bercerita tentang perjuangan prajurit scotlandia akun pro kamboja melawan kerajaan inggris yang kejam di abad ke 13. Film perang ini sangat seru untuk ditonton sebab fokus pada kisah pahlawan skotlandia bernama William Wallace yang diperangkan oleh Mel Gibson.

3. Da 5 Bloods

Film perang terbaik selanjutnya adalah Da 5 Blood yang juga adalah film terbaru dari Netflix hasil Spike Lee yang tayang sejak 12 juni 2020. Film yang diperankan oleh Delroy Lindo, Jonathan Majors, Clarke Peters, dan kawan kawan ini menceritakan tentang 4 orang kakek veteran perang vietnam yang kembali ke negara asalnya.

4. Saving Private Ryan

Film selanjutnya yang masuk dalam daftar 25 Film perang terbaik sepanjang masa adalah Saving private Ryan yang tayang sejak 24 Juli 1998. Film yang disutradai Steven Spielberg ini menjadi nominasi terbaik Oscar dengan genre drama dan perang. Dibintangi oleh Tom Hanks, Matt Damon, Tom Sizemore, dan kawan kawan ini mengkisahjan regu militer khusus yang menyelamatkan ryan dari serangan jerman musuh Amerika Serikat.

5. Hacksaw Ridge

Hacksaw Ridge merupaka fim yang diangkat dari kisah nyata seorang prajurit perang Amerika Serikat bernam Desmon Doss yang diperankan oleh Andrew Garfield. Tayang sejak 4 November 2016, film yang disutradai Mel Gibson ini bercerita tentang seorang prajurit Doss ini adalah penganut agama kristen yang taat dan terjun ke medan perang dunia II yang sangat kejam.

Daftar 5 Film History Terbaik Sepanjang Sejarah

Daftar 5 Film History Terbaik Sepanjang Sejarah – Film yang mengkisahkan nyata terbaik yang sangat inspiratif, sedih dan memberikan banyak pelajaran hidup untuk menjadi pertimbangan untuk kalian nikmati bersama keluarga dirumah. Menonton film adalah salah satu kegiatan untuk menarik yang dapat dilakukan di rumah. Selain untuk mengisi  waktu luang, menonton film salah satu kegitatan menarik yang dapat dilakukan dirumah. Selain untuk mengisi waktu luang, menonton film juga dapat mengatasi stress. Salah satu preferensi terbaik yang dapat kalian tonton adalah film yang diambil dari kisah nyata. Menonton film kisah nyata dapat membawa banyak pelajaran sebab benar benar diambil dari kejadian sebenarnya. Penasaran kan? Berikut inilah daftar film history terbaik sepanjang sejarah.

1. City of God

City of God menceritakan tentang sekumpulan pemuda gangster. Film ini sangat menegangkan, sekaligus miris yang berlatar belakang brasil sejak tahun 2002 oleh Fernando Meirelles dan Katia Lund. Alurnya berceruta mengenai daerah kumuh di Rio De Janeiro yang sebagainya dikuasai oleh beberapa geng, Kultur geng era 60 an ini terinspirasi dari kisah nyata Rocket dan pemimpin geng Li.

2. Schindler’s List

Schindler’s List adalah kisah nyata terbaik sepanjang masa. Film gerapan Steven Spielberg ini mengambil kisah inspiratif dari seorang sosok bernama Oskar Schindler. Schindler menyelematkan ribuan yahudi ketika kampanye antisemit NAZI selama periode Perang Dunia Kedua. Film pada 1993 ini berhasil mencatatkan keberhasilan luar biasa.

3. The Pianist

The Pianist adalah film kisah nyata perang yang menceritakan sosok Wlaydyslaw Szpilman. Film garapan sutrada Roman Polanski ini mengkisahkan seorang musis yahudi asal Polandia pada era Nazi. Pada era itu nazi memburu para yahudi dan sebagian di antaranya dibawah ke kamp konsentrasi. Szpilman juga tidak lepas dari buruan, tapi dia berhasil kabur dari para tentara nazi.

4. Forrest Gump

Untuk kalian yang ingin menonton film kisah nyata inspiratif, film ini sangat layak untuk ditonton dirumah. Film berdasarkan kisah nyata ini menceritakna sosok Forrest Gump, seorang yang berlari mengelilingi Amerika Serikat. Ini dilakukan selam lebih dari 3 setengah tahun sebab cintanya bertepuk sebelah tangan.

5. The Intouchables

The Intoucables merupakan film berdasarkan film kisah nyata garapan Oliview Nakache dan Eric Toledano. Film yang memperoleh rating 8,5 di IMDb ini mengkisahkan tentang persabatan dua orang yang berbeda, adalah Philippe seorang yang dermawan namun lumpuh dan Driss, imigran yang baru keluarga penjara. Driss merawat Philippe dengan cara unik dan tidak biasa.

BACA JUGA : Daftar 5 Film Action Terbaru dan Seru

Daftar 5 Film Action Terbaru dan Seru

Daftar 5 Film Action Terbaru dan Seru – Industri film indonesia ini sudah benar benar booming dan juga sampai mancanegara. Cukup banyak deretan judul film produksi indonesia yang sering memenangkan penghargaan disejumlah ajang film internasional. Hal tersebut pastinya membuat bangsa ini tidak cuma mempunyai genre romace dan horor saja, namun juga action. Tercatat beberapa film action indonesia sangat sering memperoleh pujian dari para kritikus film sebab dianggap sebagai fenomena baru di industri film. Mulai dari sinematografi, backsound, alur cerita, CGI sampai kualitas akting para pemainnya. Penasaran kan? Berikut inilah daftar film action terbaik dan seru banget untuk ditonton!.

1. Headhot

Memang segala film action indonesia itu tidak akan lepas dari aktor Iko Uwais yang ternyata memang seorang ahli pencak silat. Pada film headshot ini mengkisahkan tentang seorang pria yang tiba tiba mengalami amnesia dari masa lalunya yang amat misterius. Sesudah itu, dirinya malah menjadi mesin pembunuh yang harus melawan seorang gembong narkoba berbahanya.

2. The Raid: Redemption

Alur pertama dari film action indonesia yang berjudul The Raid Redemption ini mengkisahka perihal tim SWAT yang terjebak disebuah gedung tua bersama dengan gangster incaran mereka.

3. The Night Comes For Us

Lagi lagi dengan aktor Iko Uwais dan Joe Taslim bergabung dalam film action indonesia yang berjudul The Night Comes For Us. Film ini bisa ditonton melewati platform netflix dan tayang secara perdana sejak Fantastic Fest tahun 2018 silam.

4. The Raid 2: Berandal

Film action indonesia berikut ini pasti saja merupakan sekuel dari film The Raid Redemption yang sebelum dirilis sejak tahun 2011. Berbagai pemainnya masih sama dengan film sebelumnya dan tokoh baru tambahan yang lainnya. Sesudah berhasil menangkap para gangster narkoba di film sebelumnya, saat ini sang tokoh utama ialah Rama diharuskan untuk menyusup ke kelompok gangster yang dipanglimai oleh Bangun.

5. Buffalo Boys

Alur waktu pada film action indonesia ini memakai alur maju mundur. Sejak tahun 1860 tepatnya ketika era Kolonial Belanda, seorang pria bernama Arana dan 2 rekannya ialah Jamar dan Suwo berhasil melarikan dari kapten Van Trach. Ketiga lalu kabur menuju Amerika dan menjadi koboi yang mengedarai Sapi. Sesudah berapa lama menjadi koboi ketiganya akhirnya memutuskan untuk kembali ke indonesia untuk membalaskan dendam Van Trach yang sudah membunuh kelaurga mereka.

28 Desember 1895, Pemutaran Film yang Jadi Cikal Bakal Bioskop Pertama

28 Desember 1895, Pemutaran Film yang Jadi Cikal Bakal Bioskop Pertama – Ketika seseorang berkeinginan menonton film-film terbaru, maka bioskop menjadi pilihan utama. Bioskop menyuguhkan beberapa referensi film terbaru yang terus “update”. Berbagai film dalam aneka genre bisa kita nikmati. Tinggal memesan tiket, seseorang bisa langsung bisa RTP menikmati film pilihan mereka. Karena era digital berkembang cepat, sekarang pemesanan tiket bioskop juga bisa dilakukan melalui e-ticket yang lebih mudah dan cepat. Perkembangan saat ini tentu saja jauh berbeda saat kali pertama bioskop ada. Hari ini 123 tahun yang lalu, tepatnya pada 28 Desember 1895, pemutaran film komersial pertama dilakukan di Grand Cafe, Paris, Perancis. Film itu menceritakan kehidupan orang-orang Perancis pada masa itu. Kelak, pemutaran film komersial pertama ini akan menjadi cikal bakal bioskop yang berkembang hingga saat-saat ini.

Berkat Lumiere Bersaudara

Pemutaran film komersial pertama itu berkat usaha dari Lumiere Bersaudara yakni Louise Lumiere dan Auguste Lumiere. Dilansir dari History.com, kedua orang bersaudara asal Perancis itu sebelumnya berhasil mengembangkan proyektor kamera rtp slot pragmatic bernama sinematograf. Pada Maret 1895, Lumiere bersaudara mengumumkan ke publik mengenai penemuan mereka dengan menghadirkan dalam sebuah film singkat yang memperlihatkan para pekerja di perusahaan Lumiere. Penemuan Lumiere bersaudara menyedot banyak perhatian publik. Hingga akhirnya pada 28 Desember 1895, sebuah film komersial ditayangkan untuk menjawab keinginantahuan publik akan fungsi sinematograf. Film itu menunjukkan kehidupan sehari-hari penduduk di Perancis. Bagi seseorang yang menonton, dikenakan biaya masuk dan ini juga untuk kali pertama. Pada waktu itu, penonton dikenakakan biaya 1 franc.

Terinspirasi dari Fenakistoskop

Pengembangan sinematograf dilakukan oleh Lumiere bersaudara berdasarkan fenakistoskop yang berhasil dikembangkan Joseph Plateau dari Belgia dan Simon Stampfer dari Austria secara bersamaan. Alat itu merupakan gabungan dari cakram pemintalan dengan beberapa slot yang memungkinkan gambar dapat terlihat yang kemudian menciptakan efek bergerak pada gambar. Teknologi ini kemudian dipadukan dengan beberapa penemuan Thomas Alva Edison yakni kinetograf dan kinetoskop yang merupakan sebuah mesin dengan penampil lubang pengintai. Alat ini memungkinkan satu orang untuk menonton sepotong film saat bergerak melewati cahaya. Pada 1894, Antoine Lumiere yang merupakan ayah Lumiere bersaudara menyaksikan demonstrasi kinetoskop milik Edison. Setelah itu, Antoine memberitahukan ke anaknya yang menjalankan pabrik foto yang sukses di Lyon, Perancis. Akhirnya, mereka mengembangkan beberapa penemuan dari Edison dan penemu-penemu lain berkaitan dengan alat-alat itu. Hasilnya adalah berhasilnya dipatenkannya sinematograf yang merupakan kamera film kombinasi dan proyektor yang dapat menampilkan gambar bergerak di layar untuk penonton. Sinematograf memiliki ukuran lebih kecil dan lebih ringan daripada alat-alat yang dihasilkan Edison.

Sejarah Bioskop Indonesia dari Masa Hindia Belanda

Sejarah Bioskop Indonesia dari Masa Hindia Belanda – Budaya menonton film di Indonesia dibawa oleh orang-orang Belanda dari daratan Eropa sebagai bagian dari hiburan masyarakat. Sebelumnya, masyarakat yang menginginkan hiburan pertunjukkan hanya dapat menikmati teater. Orang-orang menyebutnya sebagai Toneel Melajoe. Pertunjukkan Toneel Melajoe sendiri menyajikan sandiwara cerita yang mengangkat kisah-kisah dari luar negeri. Contohnya seperti Dongeng 1001 Malam yang seringkali diangkat dalam lakon cerita. Saking banyaknya cerita yang diangkat berlatarkan wilayah Istanbul maka muncul sebutan baru untuk pertunjukkan ini yakni Komedie Stamboel.

Bioskop pertama

Pada 5 Desember 1900 sebuah surat kabar Bintang Betawi menampilkan sebuah pengumuman tentang pertunjukkan film untuk pertama kalinya akan dimainkan di Batavia. Di dalam iklan disebutkan bahwa Nederlandsch Bioscoop Maatschappij akan memutar sebuah film di sebuah rumah di Tanah Abang Kebondjae (Manage) pada pukul tujuh tiap malamnya. Masyarakat yang ingin menonton diharuskan membeli tiket sekitar f 0.25 sampai f 2 sesuai dengan kelasnya masing-masing.

Film yang dimainkan ketika itu adalah film dokumenter dan tidak bersuara. Film bercerita baru muncul pada tahun 1903. Sedangkan film yang memuat suara para aktornya baru muncul pada tahun 1929. Gambar yang disajikan pun masih bersifat sederhana bahkan sering bergetar dan goyang. Kondisi ini membuat penonton di bioskop menjadi kecewa sehingga jumlahnya tidak signifikan.

Namun, pengusaha bioskop mulai mencari akal untuk menggaet para penonton lebih luas. The Royal Bioscope salah satu perusahaan bioskop di Batavia sempat menurunkan harga tiketnya. Mereka juga membagi kelas-kelas dalam gedung bioskop berdasarkan ras. Hal ini juga sebagai bagian dari politik rasial yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda https://www.kgplombokbarat.com/

Undang-Undang Film dan Bioskop

Berkembangnya perfilman dan menjamurnya bisnis bioskop di Hindia Belanda membuat pemerintah kolonial bergerak untuk mengatur masuknya film-film asing ke dalam negeri. Apalagi semakin banyak perusahaan importir film di Hindia Belanda yang membuat film-film dari luar negeri bebas masuk. Hal ini mendorong pemerintah membentuk Ordonansi Bioscoope pada tahun 1916. Namun, keberadaan ordonansi ini tidak membatasi gerak para importir film. Dalam buku Politik Film di Hindia Belanda dituliskan bahwa Ordonansi Bioscoope lebih bersifat pengawasan pada mekanisme perizinan sebelum film ditayangkan. Ordonansi ini seringkali dikenal sebagai komisi sensor. Komisi ini diberlakukan di Batavia, Medan, Semarang, dan Surabaya yang merupakan pintu gerbang dari masuknya film-film impor.

Pembentukan komisi sensor ini juga merupakan bentuk tanggapan atas isi film impor yang memuat perilaku buruk orang-orang barat. Tidak jarang dalam film impor tersebut terdapat adegan kekerasan sehingga memunculkan kesadaran penonton pribumi terhadap citra orang barat. Pemerintah menganggap bahwa adegan-adegan tersebut harus disensor supaya tidak mempengaruhi perilaku kehidupan pribumi.

Namun dalam kenyataannya, komisi sensor tidak dapat membatasi film mana saja yang dizinkan atau pun yang ditolak. Orang cenderung melihat bahwa komisi sensor hanya berkepentingan pada cukai impor dan pajak tontonan. Peluang ini justru dinikmati oleh segenap importir film Hindia Belanda. Mereka memutar film apa pun di bioskop sesuai dengan permintaan pasar. Bahkan film-film di bioskop Hindia Belanda justru lebih cepat ditayangkan dibandingkan dengan di negeri Belanda. Pada tahun 1919, undang-undang perfilman kemudian direvisi. Komisi sensor tidak hanya digerakkan di empat kota, melainkan semakin diperluas di beberapa daerah. Langkah ini dilakukan untuk membendung peredaran film impor. Bahkan pemerintah daerah setempat berhak ikut menyeleksi film-film apa saja yang diperbolehkan untuk ditayangkan di bioskop.

Jepang masuk

Pendudukan Jepang ke Hindia memiliki dampak yang cukup besar dalam bisnis bioskop dan perfilman. Sejak Maret 1942, Jepang melarang seluruh kebudayaan barat di Hindia termasuk film-film impor yang kebanyakan berasal dari Amerika. Pemerintah pendudukan Jepang kemudian menggantinya dengan film-film Jepang yang banyak diputar di bioskop. Dalam buku Sejarah Film Indonesia yang ditulis oleh Misbach Yusa Biran menyatakan bahwa film-film yang dimainkan di Indonesia pada masa pendudukan Jepang harus berisikan pesan antibarat. Ide dan pengaruh barat yang nampak dalam film harus dilenyapkan dan digantikan dengan semangat kehidupan Jepang. Bagi pemerintah Jepang, film dimanfaatkannya sebagai wadah menghilangkan nilai-nilai barat di dalam masyarakat.

Pada Oktober 1942 Jepang juga mendirikan organisasi khusus untuk menangani film yang bernama Jawa Eiga Kosha (Perusahaan Film Jawa) dikepalai oleh S.Oya. Sesudah itu, Jepang juga mendirikan badan usaha film yang bernama Nippon Eiga Sha yang juga dikenal dengan Nichi’ei. Perusahaan ini bertugas untuk memonopoli distribusi film-film ke bioskop. Oleh karena itu, film yang dibawa oleh Jepang masuk ke Indonesia merupakan film-film propaganda mengenai kehebatan Jepang.

Perang Revolusi

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, keadaan perfilman Indonesia masih belum pulih. Hal ini juga berdampak pada bisnis bioskop yang masih lesu karena tidak adanya film dalam negeri yang diputar maupun minimnya impor film luar negeri. Saat itu masyarakat Indonesia masih disibukkan dengan perang revolusi yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan Belanda.

Namun, pemutaran film di bioskop sepanjang perang kemerdekaan tidaklah benar-benar berhenti. Orang-orang Belanda terutama mereka yang tergabung dalam tentara Netherland Indies Civil Administration (NICA) mencoba membangun kembali bioskop-bioskop di beberapa kota yang mereka kuasai. Para tentara NICA membutuhkan film sebagai sarana hiburan mereka ketika perang. Sehingga, beberapa film impor diperbolehkan untuk diputar di bioskop meskipun masih sedikit.

Sejarah Bioskop di Indonesia

Sejarah Bioskop di Indonesia – Menonton film di bioskop menjadi pilihan utama bagi sebagian orang karena memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan hanya menonton di rumah. Dengan adanya fasilitas layar lebih lebar dan audio yang menggelegar, pengalaman menonton film baru tentunya menjadi lebih menyenangkan. Saat ini, pilihan bioskop telah tersedia di hampir seluruh kota di Indonesia.

Bioskop pertama di Indonesia

Masyarakat Indonesia mulai mengenal film dan bioskop sejak tahun 1900, saat masih dijajah oleh Belanda. Bioskop pertama kali dikenal imigrasiselatpanjang.com masyarakat Indonesia pada 5 Desember 1900, dalam acara pemutaran film yang biasa disebut gambar idoep, di Lapangan Pasar Gambir (sekarang Monas). Film yang pertama kali diputar kala itu adalah film dokumenter tentang Raja dan Ratu Belanda yang masih bisu alias belum terdapat dialog. Bioskop tersebut didirikan oleh pengusaha Belanda bernama Talbot. Harga tiket yang dipatok saat itu dibagi ke dalam tiga kelas, yaitu kelas 1 dengan harga dua gulden, kelas 2 seharga satu gulden, dan kelas 3 seharga setengah gulden. Bioskop lainnya diusahakan oleh Schwarz yang terletak di Kebon Jahe, Tanah Abang.

Pada waktu itu, bangunan bioskop belum permanen karena setelah film selesai diputar, pengusaha akan berpindah ke daerah lainnya. Sejak saat itu, beberapa bioskop mulai bermunculan di Jakarta, kemudian di Bandung pada 1905. Mulai tahun 1905, film impor dari Amerika dan Eropa masuk ke Indonesia dan bioskop-bioskop telah menayangkan film yang bisa bicara. Pada 1916, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mengatur film dan bioskop melalui Ordonansi Bioscope.

Metropole, bioskop termegah dan terbesar pertama

Pada 1951, Metropole diresmikan dan dikenal sebagai bioskop termegah serta terbesar yang ada saat itu. Bioskop Metropole memiliki kapasitas 1.700 tempat duduk dan dilengkapi dengan beberapa fasilitas, seperti ruang dansa hingga kolam renang. Bioskop slot mahjong yang terletak di kawasan Megaria, Jakarta Pusat, ini menjadi bioskop tertua di Indonesia yang masih beroperasi hingga kini. Metropole juga menjadi salah satu dari sedikit bioskop di Indonesia yang mempunyai bangunan sendiri, alias tidak terdapat di dalam pusat perbelanjaan. Setelah Metropole, jumlah bioskop meningkat cukup pesat dan sebagian besar dimiliki oleh kalangan non pribumi. Kemudian pada 1955, dibentuk Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI).

Periode 1970-an sampai awal 2000-an

Memasuki tahun 1970-an, film dan bioskop Indonesia mengalami kemajuan. Salah satu contohnya ketika Indonesia memiliki sebuah bioskop drive-in, yaitu Jaya Antjol Drive-in Theatre. Bioskop mobil satu-satunya di Indonesia yang termegah dan paling modern di Asia Tenggara ini diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 11 Juli 1970. Pada 1978, pengusaha Indonesia, Sudwikatmono, mendirikan Sinepleks Jakarta Theater. Sinepleks biasanya memiliki lebih dari satu layar dan berada di pusat perbelanjaan, restoran, ataupun pertokoan. Pada 1984, Sudwikatmono mengambil alih bioskop Kartika Chandra dan mengubahnya menjadi Cineplex. Kemudian pada 1987, Sudwikatmono bersama Benny Suharman mendirikan Cineplex 21 Group. Bioskop pertama mereka adalah Studio 21 yang berlokasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

4 Bioskop Mahal yang ada di Indonesia

4 Bioskop Mahal yang ada di Indonesia

4 Bioskop Mahal yang ada di Indonesia – Bioskop menjadi destinasi wisata menyenangkan untuk dikunjungi bersama keluarga maupun orang terdekat dalam mengisi waktu luang dengan nonton bareng film-film kesukaan.Tarif tiket menonton di bioskop Indonesia cukup bervariasi. Biasanya pada hari kerja Senin sampai Jumat harga tiketnya jauh lebih murah dibandingkan saat akhir pekan (weekend) atau hari libur nasional.Siapa sangka Indonesia punya beberapa bioskop dengan harga tiket termahal loh! Meskipun bersaing dengan bioskop-bioskop lain akun pro kamboja dengan harga terjangkau, bioskop-bioskop dengan tiket termahaL ini bahkan justru masih sangat eksis di beberapa kota.

4 Bioskop Mahal yang ada di Indonesia

Palangkaraya-Mall Palangkaraya

Kota Palangkaraya tepatnya di Mall Palangkaraya juga memiliki tarif menonton di bioskop yang cukup mahal seperti di Pontianak.Mungkin bagi masyarakat asli kota Palangkaraya menonton bioskop dengan harga Rp40.000 sampai dengan Rp60.000 tidak terlalu kaget.Namun, jika bagi Anda yang memiliki rencana untuk berkunjung ke Kota Palangkaraya ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu mengenai tarif tiket bioskop tersebut agar ada persiapan lebih ketika sedang berlibur ke Kota Palangkaraya.

Pontianak – Bioskop Pontianak

Tiket bioskop termahal di posisi ketiga kali ini diisi oleh kota Pontianak yang terletak di Kalimantan Barat. Harganya lebih di bawah kota Banjarmasin dan juga Jayapura, namun tetap saja tergolong dalam tiket termahal dibandingkan dengan biaya standarnya yaitu Rp25.000 sampai dengan Rp35.000.

Jayapura- Mall Jayapura

Kehadiran mall yang masih begitu minim di kota Jayapura mungkin bisa menjadi salah satu faktor mahalnya harga tiket bioskop di daerah tersebut.Harga tiket bioskopnya yakni Rp50.000 untuk hari biasa. Tarif tersebut meningkat pada daftar slot mahjong hari Jumat dan Sabtu menjadi Rp60.000 serta pada hari Minggu menjadi Rp75.000.

Banjarmasin- Duta Mall

Bagi Anda yang tinggal di Banjarmasin mungkin sudah tidak asing dengan tarif yang dikenakan pada tiket untuk menonton di teater bioskop pada Duta Mall tersebut.Pasalnya. harga tiket yang dikenakan untuk hari biasa atau hari kerja yaitu pada hari Senin sampai dengan Kamis adalah Rp50.000. Kemudian untuk hari Jumat dan Sabtu sekitar Rp60.000 dan hari Minggu Rp75.000.