Sinopsis Guru Guru Gokil , Sebuah Komedi Di Dunia Pendidikan

Sinopsis Guru Guru Gokil – Film komedi Guru-Guru Gokil atau sbobet mobile judul internasionalnya Crazy Awesome Teachers merupakan film terbaru produksi BASE Entertainment yang menjadi debut Dian Sastrowardoyo sebagai produser. Guru-Guru Gokil disutradarai Sammaria Simanjuntak dan dibintangi Gading Marten sebagai Taat Pribadi, Dian Sastrowardoyo sebagai Nirmala, Faradina Mufti sebagai Rahayu Paramitha, Boris Bokir sebagai Nelson Manulang, dan Kevin Ardilova sebagai Ipang. Film Netflix Original kedua dari Indonesia ini telah dirilis pada tanggal 17 Agustus 2020. Guru-guru Gokil juga di tayangkan di 190 negara dengan dilengkapi subtitle dalam 17 bahasa.

Sinopsis Guru Guru Gokil

Film ini berfokus pada seorang pemuda bernama Taat Pribadi yang diperankan oleh Gading Marten. Dirinya bisa dibilang sangat menginginkan uang yang banyak, maka dari itu ia berharap bisa menjadi orang sukses suatu hari nanti. Taat mempunyai seorang ayah yang bekerja sebagai guru di SMA Gunung Asri.Taat ternyata tidak menyukai pekerjaan sebagai seorang guru. Sewaktu kecil ayahnya sering memarahi dirinya karena selalu mendapatkan nilai jelek di pelajaran Bahasa Indonesia. Padahal, ayahnya sendiri adalah seorang guru yang mengajar di pelajaran Bahasa Indonesia.

Untuk membuktikan bahwa ia bisa sukses, Taat pergi dari kampung halamannya ke kota besar agar bisa mendapatkan uang banyak. Ia ingin membuktikan kepada ayahnya bahwa dirinya bisa sukses tanpa harus bekerja sebagai guru. Taat pergi tanpa pamit kepada ayahnya, dan setibanya di kota ia bekerja dengan melakukan jenis profesi apapun agar dirinya bisa meraih keberhasilan.Apa daya, semua jenis pekerjaan yang ia kerjakan tidak membuahkan hasil manis apapun kepadanya. Tabungannya kini tinggal sedikit, dan Taat menanggung malu mesti pulang ke kampung halamannya karena sudah tidak mempunyai apa-apa lagi di kota. Rencananya untuk menjadi orang sukses dan kaya raya harus gagal total.

Baca Juga : Sinopsis Koala Kumal , Sebuah Komedi Patah Hati

Di kampung halamannya, Taat lalu mendapatkan tawaran untuk bekerja lagi. Namun sialnya, ia mesti bekerja sebagai seorang guru pengganti di sekolah tempat ayahnya mengajar. Karena berada dalam situasi yang sulit, ia pun menerimanya dan mesti mengajar pelajaran sejarah yang tidak ia kuasai.Baru beberapa hari mengajar di SMA Gunung Asri, Taat mulai akrab dengan guru-guru lainnya seperti Nirmala, Rahayu, Nelson, Gagah, hingga seorang murid bernama Ipang. Belum satu bulan bekerja, uang gaji dan pesangon milik guru-guru di tempatnya mengajar telah dirampok sekelompok pencuri.

Gagah kemudian memberitahu kepada Taat bahwa ada gambar tato spaceman pragmatic yang melingkar di salah satu lengan milik perampok tersebut. Atas informasi yang diberikan oleh Gagah, Taat lalu meminta bantuan murid-muridnya untuk bersama-sama menemukan komplotan sang pelaku pencurian di sekolahnya.Guru-Guru Gokil sebenarnya berupaya untuk menyajikan sebuah cerita tentang sistem pendidikan di Indonesia, kehidupan para guru, hingga hubungan antara ayah dan anak. Namun, film ini rupanya seperti kebingungan ingin menyampaikan pesan yang mana, dan seolah terjebak pada kasus pencurian uang yang terjadi di SMA Gunung Asri.

Lewat dimensi cerita yang menarik tersebut, film ini rasanya kurang memberikan sentuhan terbaiknya untuk menjadi tontonan yang segokil judul filmnya. Alur cerita yang disajikan pun terasa terburu-buru dan kurang memuaskan. Peralihan dari satu momen ke bagian lainnya tidak dituturkan secara tertata, sehingga ada beberapa adegan yang hanya lewat begitu saja.Aspek komedi yang dihadirkan dalam film ini masih terasa nanggung seperti kurang matang. Karakter Gading Marten sebagai Taat Pribadi pun hanya tampil dengan menawarkan komedi receh, dibandingkan mempertontonkan lelucon yang fresh dan mengocok perut. Sementara itu, bagian dramanya pun tidak digali secara mendalam, sehingga tidak dapat menggugah rasa haru bagi yang menontonnya.

Sang sutradara, Sammaria Simanjuntak, serta penulis naskahnya, Rahabi Mandra dan Tanya Yuson sepertinya sudah berbuat sebaik mungkin dalam menghidupkan cerita film ini. Namun, beberapa karakter yang terlibat tidak cukup berkembang sepanjang durasi film ini berjalan.